Langsung ke konten utama

Peace was Never an Option

Peace was Never an Option 


Did you agree if your rights are violated, then the villain give apology and youjust accept it peacefully? 

I think I won’t just let it goes like that and “peace was never an option”. (Just lookat the fiery anger in that chicken’s eyes!) I have several reasons that I’ll explainthemin the following. 

First, if we claim that we have freedom, we must fight to achieve it. Violationagainst our rights is the same as violation against our freedom. “We must tatakae, tatakae, tatakae! ... (fight)”, like Eren or the Attack Titan said. Don’t be like Arminwho thinks that talk is enough to settle things down. Especially, don’t try it whenwehave lower position or doesn’t have an ace under our sleeve in negotiation or thepeace talk. If we are doing it, maybe we would ended up like Indonesian who lost more than 50% of their territory against Netherland, including their capital city, in1950s! 

Second, peace talk is often useless. It’s not effective enough if the villain is sostubborn. Imagine if you have preached him/her for ten times, yet he/she never takes care about your complains. Or maybe, he/she just pleased you at the first time by saying “yes”, but do nothing afterwards. I would say that it’s just like UNsaid to Israeli Zionists to stop oppression against Palestinian or CCP to stop discriminating Uyghur ethnic. Or if you want recent example, it’s just like ASEAN’semergency meeting in Thailand that initiated by Indonesia and other countries whowant to make a meeting between Tatmadaw (military government) and civiliangovernment of Myanmar. Even the people of Myanmar want other nations to meddle in their problem as I read in the comments of news in Youtube. 

NB: I personally don’t like conflict. This writing is just about me trying to give another perspective of my mind.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Smart Tech, Dumb People

Smart Tech, Dumb People Ilustrasi Singularitas Teknologi. Sumber gambar: https://s27389.pcdn.co/wp-content/uploads/singularity-1000x440.jpg Oleh: Fikri Aulyanor 15 Januari 2019 Sebenarnya, alasan manusia menciptakan teknologi adalah untuk membuat segala pekerjaannya menjadi cepat, efektif, dan efisien. Setelah muncul otomasi dan Internet, dan sekarang ditambah AI (Artificial Intelligence), produktivitas manusia sangat meningkat pesat dengan effort yang sangat minimal. Jelas, kehidupan manusia sangat jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu, jika kita mendengar kata “teknologi”, otak kita selalu menganggapnya “baik“. Bagaimana tidak, siapa yang tidak ingin hidup mudah tanpa bersusah payah? Namun, bagaimana jika teknologi ternyata merupakan suatu bentuk penyebab “kemalasan” manusia? Atau yang lebih ekstrem, teknologi diartikan sebagai “pelemahan” terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk intelektualitas. Dalam artian, kemudahan teknologi, membuat ...

Anda Bosan? Coba Tafakur Langit dan Bumi di Tengah Pandemi Ini!

Anda Bosan? Coba Tafakur Langit dan Bumi di Tengah Pandemi Ini! Ilustrasi Sumber gambar: https://www.davidservant.com/wp-content/uploads/2018/08/thinking-about-forever.jpg Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Apakah kalian merasa bosan di dalam rumah melulu ? Sudah berapa hari kalian tidak keluar karena physical distancing ini? Walaupun sesekali keluar untuk bekerja atau belanja, saya yakin kalian semua merasakan hal yang sama: bosan! Untuk melepas jenuh, kita biasanya menyibukkan diri dengan beberapa hiburan, seperti menonton televisi, bermain game, dan menjelajah media sosial. Bagi yang agak produktif, mungkin menonton video edukasi dan ceramah. Bagi yang sudah berkumpul dengan keluarganya masing-masing, sangat bagus sekali jika kita bercengkerama dengan keluarga. Sayangnya, saya belum sempat pulang kampung, jadi jika kalian lebih beruntung daripada saya, lakukanlah itu! Terlepas dari kisah sedih saya yang mungkin tidak pulang kampung lebaran ini, saya in...

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Tahukah kalian apa itu Big Bang ? Big Bang adalah teori awal alam semesta yang menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu titik yang tak hingga kecilnya, kemudian mengembang menjadi sebesar ini. Sejarah munculnya teori ini mengandung kisah dramatis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan filosofis mengenai alam semesta, konflik laten bagi kaum agamawan, yang diakhiri dengan kemenangan Tuhan. Kita awali kisah ini dengan sebuah kesalahan persepsi yang populer. Banyak orang menyebut Big Bang sebagai “ledakan besar” dalam arti yang sebenarnya. Padahal nama “Big Bang” hanyalah ledekan dari Fred Hoyle, ilmuwan yang mendukung teori pesaing Big Bang, yakni teori Steady State  atau Keadaan Tunak. Dahulu para ahli kosmologi berdebat panjang mengenai alam semesta. Salah satunya, apakah alam semesta ini mempunyai awal atau sejak dulu memang seperti ini alias abadi? Hal ini memicu ...