Langsung ke konten utama

Why Does Face-to-Face Communication Feel Better?

 Why Does Face-to-Face Communication Feel Better?



Do you agree or disagree with the following statement? Face-to-face communication is better than other types of communication, such as letters, email, or telephone calls.


I believe that face to face communication is still a top mode of communication. I have several reasons that are viewed from different perspectives. I will explain them in the following.


First, talking can deliver messages faster than typing. Although our mind can be translated into words more accurate with typing, it lacks interactivity. Imagine if we want to interview somebody. We ask our guests, but they are too slow to respond back because they want their answer more appropriate. Even if they give us the answer, maybe we want to clarify a bit of information that they’d delivered, so we ask again with small questions. They’ll give us the clarification, but of course it’ll take  a lot of time.


Second, it contains subtle communication that other modes of communication probably can’t afford. The emotions are something that they are lacking. By having face to face affairs, we can read people’s emotions by looking at their facial expression. We can understand how their mood is when they are talking. Furthermore, sometimes, we can read something deeper under their facade.


Third, I think that it is just natural that we are more convenient when talking face to face. Perhaps this is the trait from our ancestor back then when they were still surviving in the wild. Letters and words haven’t been discovered yet at that time. So, it is simply the reason that we feel that face-to-face communication is better.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Smart Tech, Dumb People

Smart Tech, Dumb People Ilustrasi Singularitas Teknologi. Sumber gambar: https://s27389.pcdn.co/wp-content/uploads/singularity-1000x440.jpg Oleh: Fikri Aulyanor 15 Januari 2019 Sebenarnya, alasan manusia menciptakan teknologi adalah untuk membuat segala pekerjaannya menjadi cepat, efektif, dan efisien. Setelah muncul otomasi dan Internet, dan sekarang ditambah AI (Artificial Intelligence), produktivitas manusia sangat meningkat pesat dengan effort yang sangat minimal. Jelas, kehidupan manusia sangat jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu, jika kita mendengar kata “teknologi”, otak kita selalu menganggapnya “baik“. Bagaimana tidak, siapa yang tidak ingin hidup mudah tanpa bersusah payah? Namun, bagaimana jika teknologi ternyata merupakan suatu bentuk penyebab “kemalasan” manusia? Atau yang lebih ekstrem, teknologi diartikan sebagai “pelemahan” terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk intelektualitas. Dalam artian, kemudahan teknologi, membuat ...

Anda Bosan? Coba Tafakur Langit dan Bumi di Tengah Pandemi Ini!

Anda Bosan? Coba Tafakur Langit dan Bumi di Tengah Pandemi Ini! Ilustrasi Sumber gambar: https://www.davidservant.com/wp-content/uploads/2018/08/thinking-about-forever.jpg Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Apakah kalian merasa bosan di dalam rumah melulu ? Sudah berapa hari kalian tidak keluar karena physical distancing ini? Walaupun sesekali keluar untuk bekerja atau belanja, saya yakin kalian semua merasakan hal yang sama: bosan! Untuk melepas jenuh, kita biasanya menyibukkan diri dengan beberapa hiburan, seperti menonton televisi, bermain game, dan menjelajah media sosial. Bagi yang agak produktif, mungkin menonton video edukasi dan ceramah. Bagi yang sudah berkumpul dengan keluarganya masing-masing, sangat bagus sekali jika kita bercengkerama dengan keluarga. Sayangnya, saya belum sempat pulang kampung, jadi jika kalian lebih beruntung daripada saya, lakukanlah itu! Terlepas dari kisah sedih saya yang mungkin tidak pulang kampung lebaran ini, saya in...

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Tahukah kalian apa itu Big Bang ? Big Bang adalah teori awal alam semesta yang menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu titik yang tak hingga kecilnya, kemudian mengembang menjadi sebesar ini. Sejarah munculnya teori ini mengandung kisah dramatis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan filosofis mengenai alam semesta, konflik laten bagi kaum agamawan, yang diakhiri dengan kemenangan Tuhan. Kita awali kisah ini dengan sebuah kesalahan persepsi yang populer. Banyak orang menyebut Big Bang sebagai “ledakan besar” dalam arti yang sebenarnya. Padahal nama “Big Bang” hanyalah ledekan dari Fred Hoyle, ilmuwan yang mendukung teori pesaing Big Bang, yakni teori Steady State  atau Keadaan Tunak. Dahulu para ahli kosmologi berdebat panjang mengenai alam semesta. Salah satunya, apakah alam semesta ini mempunyai awal atau sejak dulu memang seperti ini alias abadi? Hal ini memicu ...