Langsung ke konten utama

Berbagai Pemberontakan DI/TII Setelah Kemerdekaan Indonesia

 Berbagai Pemberontakan DI/TII Setelah Kemerdekaan Indonesia




Mohamad Fikri Aulya Nor


Usai konflik dengan bangsa lain, muncul perseteruan dengan bangsa sendiri. Belanda pada akhirnya mengakui kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada Desember 1949, meskipun tidak mengakui kedaulatannya secara penuh. Karena hal ini, banyak pihak yang kecewa. Ditambah dengan beberapa tudingan terhadap pemerintah RI serta merebaknya ideologi pan-Islamisme, muncullah berbagai pemberontakan, salah satunya yang dilakukan Darul Islam yang dipimpin oleh SM Kartosuwiryo. Berikut uraian beberapa pemberontakan yang mereka lakukan.


  1. Pendirian Negara Islam Indonesia (NII)

Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII)/Darul Islam (DI) pada tanggal 7 Agustus 1949 di Cisampak, Jawa Barat. Pandangan mereka terhadap dunia begitu hitam-putih, sehingga golongan yang tidak mendukung mereka langsung dikategorikan sebagai golongan fasik, munafik, atau bughot. Jadi, selain Belanda yang hendak mengklaim kembali teritori pasca Perjanjian Renville, pemerintah RI sendiri pun dianggap sebagai musuh. Bahkan, guru agama Kartosuwiryo sendiri, KH Yusuf Taudjiri, di Pesantren Cipari diserang sehingga beberapa orang di kedua pihak tewas. 


  1. Pemberontakan di Jawa Tengah

Kabar berdirinya NII terdengar oleh Abas Abdullah dan Amir Fatah, pimpinan pasukan Hizbullah Jawa Tengah, dan rekan-rekannya. Mereka pun menyatakan diri bergabung dengan NII di bawah Kartosuwiryo pada tanggal 23 Agustus 1949. Mereka juga kecewa terhadap perjanjian Renville dan ketika itu menyerang di wilayah sengketa Belanda-RI di sekitar Brebes dan Tegal.


Selain itu, beberapa pimpinan batalyon TNI, seperti Mayor Munawar dan Kapten Sofjan dari batalyon 426, yang juga merupakan mantan Hizbullah, ditengarai mempunyai hubungan dengan DI/TII. Batalyon ini pun kemudian diringkus dan dilucuti, membuat mereka kabur dan melakukan perlawanan di banyak tempat.


  1. Pemberontakan di Sulawesi Selatan

Pada tanggal 20 Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan bahwa gerakannya merupakan bagian dari DI/TII Jawa Barat. Ia menyatakan hal tersebut setelah pasukannya, Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS), tidak mendapat tempat di tubuh TNI. 


Namun di kemudian hari, gerakan Kahar Muzakar sendiri memisahkan diri dari DI/TII. Pada Mei 1962, ia mendeklarasikan berdirinya Republik Persatuan Islam Indonesia (RPII) yang mencakup wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Aceh. Ia juga mendeklarasikan diri sebagai khalifah.


  1. Pemberontakan di Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh lebih dipicu oleh penurunan status otonomi Aceh menjadi sebuah daerah di bawah Sumatera Utara. Mantan Gubernur Aceh, Teungku Mohammad Daud Beureu’eh, bersama dengan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) pun kecewa. Selain itu, terdapat pula faktor konflik internal antara ulibalang dan ulama Aceh serta kekecewaan terhadap sistem parlementer di pusat. Aceh pun dinyatakan merupakan bagian dari NII pada tanggal 20 Desember 1953. 


  1. Pemberontakan di Kalimantan Selatan

Dengan memimpin kelompok Kesatuan Rakjat jang Tertindas (KRjT), Ibnu Hajar melakukan pemberontakan terhadap pemerintah RI pada tahun 1950-1963. KRjT juga merupakan golongan yang kecewa terhadap kegagalan negosiasi dan ketidakadilan pemerintah RI. KRjT bergabung dengan DI/TII sejak akhir tahun 1954. 


Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa ternyata kebanyakan pemicu utamanya bukanlah aspirasi ideologi Islamnya, melainkan konflik kepentingan dengan pemerintah atau militer RI. Hanya segelintir saja pimpinan DI/TII yang murni memperjuangkan negara Islam, sementara para bawahannya mungkin benar-benar berpikir demikian--termasuk melakukan takfiri dan jihad dengan kekerasan yang tidak perlu. Hal ini dibuktikan dengan penandatangan Ikrar Bersama oleh 32 tokoh pentingnya pada tanggal 1 Agustus 1962 yang juga menandai berakhirnya pemberontakan ini.


Sumber: 

Apipudin. 2016. Daud Beureu’eh and The Darul Islam Rebellion in Aceh. Vol. XXII (1): 145-167.

Iqbal, Muhammad. 2018. PEMBERONTAKAN KRjT DI KALIMANTAN SELATAN (1950-1963) (Sebuah Kajian Historis). Jurnal Studi Islam dan Humaniora. Vol: 16 (01): 103-124.

McRae, Dave. 2013. The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah (Terj.). Sydney: Newsouth Publishing.

https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-di-tii-amir-fatah-di-jawa-tengah-gaGd

https://tirto.id/batalion-426-yang-mengawali-isu-radikalisme-di-tubuh-tni-ecNR

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/27/161321769/pemberontakan-kahar-muzakkar-di-sulawesi-selatan


Artikel telah dipublikasikan di Harakah.ID


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Tahukah kalian apa itu Big Bang ? Big Bang adalah teori awal alam semesta yang menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu titik yang tak hingga kecilnya, kemudian mengembang menjadi sebesar ini. Sejarah munculnya teori ini mengandung kisah dramatis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan filosofis mengenai alam semesta, konflik laten bagi kaum agamawan, yang diakhiri dengan kemenangan Tuhan. Kita awali kisah ini dengan sebuah kesalahan persepsi yang populer. Banyak orang menyebut Big Bang sebagai “ledakan besar” dalam arti yang sebenarnya. Padahal nama “Big Bang” hanyalah ledekan dari Fred Hoyle, ilmuwan yang mendukung teori pesaing Big Bang, yakni teori Steady State  atau Keadaan Tunak. Dahulu para ahli kosmologi berdebat panjang mengenai alam semesta. Salah satunya, apakah alam semesta ini mempunyai awal atau sejak dulu memang seperti ini alias abadi? Hal ini memicu lahi

Smart Tech, Dumb People

Smart Tech, Dumb People Ilustrasi Singularitas Teknologi. Sumber gambar: https://s27389.pcdn.co/wp-content/uploads/singularity-1000x440.jpg Oleh: Fikri Aulyanor 15 Januari 2019 Sebenarnya, alasan manusia menciptakan teknologi adalah untuk membuat segala pekerjaannya menjadi cepat, efektif, dan efisien. Setelah muncul otomasi dan Internet, dan sekarang ditambah AI (Artificial Intelligence), produktivitas manusia sangat meningkat pesat dengan effort yang sangat minimal. Jelas, kehidupan manusia sangat jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu, jika kita mendengar kata “teknologi”, otak kita selalu menganggapnya “baik“. Bagaimana tidak, siapa yang tidak ingin hidup mudah tanpa bersusah payah? Namun, bagaimana jika teknologi ternyata merupakan suatu bentuk penyebab “kemalasan” manusia? Atau yang lebih ekstrem, teknologi diartikan sebagai “pelemahan” terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk intelektualitas. Dalam artian, kemudahan teknologi, membuat manu

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal Ilustrasi. Sumber gambar:  https://web.facebook.com/observatorium.bosscha/posts/lembang-1-september-2016-pada-pukul-0801-wib-pagi-hari-tadi-observatorium-bossch/1079902765391761/?_rdc=1&_rdr by Warstek Media / 04 Agustus 2019 Ditulis Oleh Mohamad Fikri Aulya Nor Tim Peneliti Hilal dari Observatorium Bosscha membuat kekaguman berbagai pihak saat mempresentasikan hasil penelitiannya pada acara Sarasehan Pengamatan Hilal Rajab 1440 H dan Sosialisasi “Dark Sky Preservation” pada hari Kamis, 7 Maret 2019. Setelah melakukan penelitian pengamatan hilal dari tahun 2012, mereka akhirnya menorehkan catatan rekor hebat. Mereka berhasil menjadi orang kedua di dunia yang berhasil mengamati Bulan saat “berusia” nol jam atau tepat saat fase awal atau bulan baru. Mereka menangkap citra tersebut dari dua tempat, yakni Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil citra yang didapatka