Langsung ke konten utama

Benarkah 15 Ramadhan Nanti Asteroid Menabrak Bumi?

Benarkah 15 Ramadhan Nanti Asteroid Menabrak Bumi?

Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB

Sudahkah Anda mendapat pesan berantai menghebohkan yang berisi potongan hadis di bawah ini?

إِذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ، يَقُولُهَا ثَلَاثًا، «هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَالَ: قُلْنَا: وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: ” هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ “، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ، وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا: سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ، فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ هَلَكَ

“Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Zulqa’dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Zulhijah dan Muharam, dan apa itu Muharam? “Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh.” Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali. Para sahabat pun bertanya, “Suara dahsyat apa itu, Rasul?” Rasulullah menjawab, “Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadan, yaitu tepatnya malam Jumat, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya, pada malam Jumat di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi, Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh di hari Jumatnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdoa subhanal quddus, subhanal quddus, rabbunal quddus. Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka.” (H.R Nu’aim bin Hammad (w 288 H) dalam kitabnya al-Fitan halaman 228 atau hadits nomor 638)

Hadits tersebut kemudian dihubungkan dengan asteroid yang akan datang pada bulan Ramadhan nanti. Kebetulan, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) juga mengumumkan bahwa berdasarkan data Center of Near Earth Orbit Studies (CNEOS) NASA, Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada pada hari Kamis, 7 Mei 2020 pukul 21.48 Universal Time atau Jumat, 8 Mei 2020 pukul 04.48 Waktu Indonesia Barat (baca: malam Jumat). Menurut kalender hijriah secara hisab, malam itu bertepatan dengan malam 15 Ramadhan 1441 H.

Perlu dicatat bahwa banyak yang menjelaskan bahwa hadits tersebut memiliki riwayat yang lemah, bahkan dianggap palsu. Terdapat beberapa jalur sanad hadits ini, tetapi semuanya selalu menjumpai periwayat yang lemah atau tidak terlacak, kecuali dari sanad Abu Muhammad Tsabit bin Aslam al-Bunani yang dianggap al-Jurjani sebagai periwayat tsiqah dan terpercaya, generasi tabiin dari Basrah, ahli iabadah, zahid, dan penghafal hadits. Karena itu, jika Anda mendapat pesan berantai ini, sebaiknya Anda berpikir-pikir terlebih dahulu sebelum membagikannya lagi ke keluarga dan teman dekat Anda, serta berdosa karena berbohong atas nama Nabi.

Tapi di sini kita tidak akan membahas mengenai hadits tersebut. Kalaupun kandungan hadits tersebut isinya benar, apa benar asteroid ini akan menabrak Bumi pada tanggal 15 Ramadhan nanti? Apakah akan terjadi banyak gempa bumi juga di hari itu? Mari kita periksa fakta-faktanya!

Gambar 1. Infografis salah satu contoh asteroid, yani asteroid 2019 YB4.
Sumber gambar: 
https://www.thesun.co.uk/wp-content/uploads/2020/01/AF-COMPOSITE-GRAPHIC-ASTEROIDS.jpg?strip=all&w=960


Pertama, fakta bahwa asteroid tersebut akan datang di waktu tersebut adalah benar. LAPAN, melalui bagian Pussainsa (Pusat Sains dan Antariksa) juga benar telah mengumumkan hal tersebut ke laman resmi dan sosial medianya. Data yang menjadi sumber dari pernyatan tersebut juga benar berasal dari CNEOS NASA. Namun, antara hadits dan fakta tersebut tidak pernah dikaitkan oleh pihak LAPAN. Pihak LAPAN hanya memberitahukan bahwa asteroid tersebut mendekati Bumi pada pertengahan Ramadhan 1441 H.

Gambar 2. Pernyataan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) melalui Instagram-nya

Kedua, disebutkan bahwa pada saat itu, asteroid mendekati bumi pada jarak 4,33 b (jarak bulan) dan memiliki kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik. Kecepatan ini memang sangat besar, yakni hampir setara dengan 17 kali kecepatan suara. Namun perlu diperhatikan bahwa jarak asteroid tersebut sangatlah jauh, sekitar 1,3 juta kilometer. Menurut data CNEOS NASA, perbedaan maksimum-minimum perkiraan jarak tersebut kurang dari 300 kilometer. Artinya, asteroid bisa melenceng paling maksimal sekitar 150 kilometer dari perkiraan jarak terdekatnya. Artinya, kecil kemungkinan asteroid tersebut menabrak bumi.

Gambar 3. Gambar bumi dan bulan menurut skala (perbandingan jarak dan radius yang sama).
Sumber gambar: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Earth-Moon2.jpg#/media/File:Earth-Moon2.jpg
Ketiga, ukuran asteroid ini memang cukup besar, yakni sekitar 23 hingga 52 meter. Contohnya adalah Meteor Chelyabinsk. Asteroid yang sama-sama tergolong asteroid Apollo ini kemudian memasuki Bumi dan menjadi meteor yang meledak di langit Kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013. Ukurannya adalah 17 meter, berbobot 10 ton, dan energi meledaknya setara dengan 500 kiloton TNT, 20-30 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Gambar 4. Meteor Chelyabinsk
Sumber gambar: https://www.universetoday.com/wp-content/uploads/2014/02/Chelyabinsk-fireball-dashcam-best.jpg

Sebagai keterangan, asteroid Apollo adalah asteroid yang lintasan rata-rata orbitnya lebih besar daripada orbit bumi (> 1 SA, Satuan Astronomi), tetapi jarak terdekatnya dengan matahari lebih kecil dari jarak terdekat bumi dengan matahari (< 1,017 SA). Hal ini bisa terjadi karena asteroid bergerak dengan orbit elips, bukan lingkaran sempurna. Beberapa asteroid Apollo memang bisa menjadi ancaman bagi penduduk di Bumi apabila berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi. Namun sekali lagi harap diperhatikan bahwa kemungkinan asteroid 2016 HP6 menabrak bumi pada hari Jumat, 8 Mei 2020 sangatlah kecil menurut perkiraan.

Keempat, asteroid ini mengelilingi matahari dengan jarak jari-jari rata-rata (setengah sumbu panjang) 1,579 SA atau 236 juta kilometer. Seperti yang dikatakan sebelumnya, orbit asteroid ini lonjong dengan eksentrisitas 0,357. Artinya jarak terdekatnya dan jarak terjauhnya dengan matahari hampir setengahnya. Waktu yang diperlukan untuk mengorbit matahari satu kali adalah 724,5 hari atau 1,98 tahun. Kita tidak akan mengalami papasan dekat dengan asteroid ini tiap tahun.

Kelima, jarak perpotongan orbit minimum (minimum orbit intersection distance, MOID) asteroid ini sebesar 0,0053817 SA atau 805 ribu kilometer terhadap orbit Bumi, yang mana jauh lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer tetapi magnitudo absolutnya lebih besar daripada +22. Sehingga objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai objek berpotensi bahaya (Potentially Hazardous Object, PHO). Perlu diketahui juga, bahkan 98% benda-benda langit yang dikategorikan sebagai PHO bukan merupakan ancaman bagi Bumi untuk 100 tahun ke depan.

Keenam, Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA menyatakan bahwa lintasan orbit asteroid dapat berubah dikarenakan tarikan gravitasi planet. JPL NASA adalah pihak yang membuat perhitungan efemeris untuk CNEOS NASA melalui sistem HORIZONS, termasuk perhitungan jarak asteroid tadi. Benar, mereka tidak memasukkan faktor perubahan akibat gravitasi tersebut di perhitungannya. Namun mereka juga mengetahui bahwa perubahan tersebut efeknya sangat kecil sekali (di level 0,0001 detik busur). Bahkan planet Jupiter yang massanya lebih dari 300 kali massa bumi hanya mampu memberikan perubahan yang tidak jauh berbeda (di level 0,001 detik busur) bagi satelit-satelitnya.

Ketujuh, disebutkan bahwa meskipun asteroid jatuh ke Bumi adalah peristiwa alami, mengingat ketidaklengkapan katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteor Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja. Menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, setiap harinya, material 80 hingga 100 ton, jatuh ke Bumi dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi), sedangkan benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk terjadi sekali atau dua kali dalam 100 tahun. Tetapi sekali lagi, asteroid 2016 HP6 bukan termasuk kategori asteroid yang tidak dapat diperkirakan karena data pengamatannya ada dan termasuk lengkap. Yang dimaksud dengan pernyataan di atas bisa jadi adalah asteroid lain yang datanya belum lengkap atau yang belum diamati.

Kedelapan, peristiwa gempa bumi tidak dipengaruhi langsung oleh asteroid. Kecuali jika asteroid tersebut jatuh ke Bumi dan menumbuk dengan massa dan kecepatan yang besar, asteroid tersebut dapat menimbulkan guncangan berupa gempa. Jika asteroid tersebut mendekati Bumi, tetapi tidak sampai jatuh, gempa tidak akan terjadi. Memang terjadi gaya pasang surut antara Bumi dan asteroid tersebut, tetapi efeknya terlalu kecil untuk dirasakan Bumi. Misalkan asteroid 2016 H6 memiliki massa 10 ton, maka gaya yang dirasakan di permukaan bumi yang dekat dengan asteroid saat terjadi papasan dekat adalah sekitar 10 N atau sepertujuh puluh berat badan kita.

Intinya, kita tidak memungkiri adanya kemungkinan datangnya bencana besar di kemudian hari. Yang bisa kita lakukan sebagai manusia yang dikaruniai akal pikiran hanyalah menghitung besarnya kemungkinan itu. Kepastian sudah tertulis dalam takdir Allah SWT. Pengetahuan mengenai besarnya kemungkinan ini akan semakin membuat kita waspada setiap saat, bukan hanya saat bencana akan tiba! Apalagi bencana yang kemungkinannya sangat kecil!

Sumber:
http://pussainsa.lapan.go.id/index.php/subblog/read/2020/885/Asteroid-akan-Mendekati-Bumi-pada-Pertengahan-Ramadan-Tahun-ini/news-list 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Tahukah kalian apa itu Big Bang ? Big Bang adalah teori awal alam semesta yang menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu titik yang tak hingga kecilnya, kemudian mengembang menjadi sebesar ini. Sejarah munculnya teori ini mengandung kisah dramatis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan filosofis mengenai alam semesta, konflik laten bagi kaum agamawan, yang diakhiri dengan kemenangan Tuhan. Kita awali kisah ini dengan sebuah kesalahan persepsi yang populer. Banyak orang menyebut Big Bang sebagai “ledakan besar” dalam arti yang sebenarnya. Padahal nama “Big Bang” hanyalah ledekan dari Fred Hoyle, ilmuwan yang mendukung teori pesaing Big Bang, yakni teori Steady State  atau Keadaan Tunak. Dahulu para ahli kosmologi berdebat panjang mengenai alam semesta. Salah satunya, apakah alam semesta ini mempunyai awal atau sejak dulu memang seperti ini alias abadi? Hal ini memicu lahi

Smart Tech, Dumb People

Smart Tech, Dumb People Ilustrasi Singularitas Teknologi. Sumber gambar: https://s27389.pcdn.co/wp-content/uploads/singularity-1000x440.jpg Oleh: Fikri Aulyanor 15 Januari 2019 Sebenarnya, alasan manusia menciptakan teknologi adalah untuk membuat segala pekerjaannya menjadi cepat, efektif, dan efisien. Setelah muncul otomasi dan Internet, dan sekarang ditambah AI (Artificial Intelligence), produktivitas manusia sangat meningkat pesat dengan effort yang sangat minimal. Jelas, kehidupan manusia sangat jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu, jika kita mendengar kata “teknologi”, otak kita selalu menganggapnya “baik“. Bagaimana tidak, siapa yang tidak ingin hidup mudah tanpa bersusah payah? Namun, bagaimana jika teknologi ternyata merupakan suatu bentuk penyebab “kemalasan” manusia? Atau yang lebih ekstrem, teknologi diartikan sebagai “pelemahan” terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk intelektualitas. Dalam artian, kemudahan teknologi, membuat manu

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal Ilustrasi. Sumber gambar:  https://web.facebook.com/observatorium.bosscha/posts/lembang-1-september-2016-pada-pukul-0801-wib-pagi-hari-tadi-observatorium-bossch/1079902765391761/?_rdc=1&_rdr by Warstek Media / 04 Agustus 2019 Ditulis Oleh Mohamad Fikri Aulya Nor Tim Peneliti Hilal dari Observatorium Bosscha membuat kekaguman berbagai pihak saat mempresentasikan hasil penelitiannya pada acara Sarasehan Pengamatan Hilal Rajab 1440 H dan Sosialisasi “Dark Sky Preservation” pada hari Kamis, 7 Maret 2019. Setelah melakukan penelitian pengamatan hilal dari tahun 2012, mereka akhirnya menorehkan catatan rekor hebat. Mereka berhasil menjadi orang kedua di dunia yang berhasil mengamati Bulan saat “berusia” nol jam atau tepat saat fase awal atau bulan baru. Mereka menangkap citra tersebut dari dua tempat, yakni Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil citra yang didapatka