Langsung ke konten utama

Arti dan Asal Nama 12 Bulan Hijriah yang Perlu Kamu Tahu [Bagian 2]

Arti dan Asal Nama 12 Bulan Hijriah yang Perlu Kamu Tahu [Bagian 2]

Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB




Di bagian sebelumnya, kita sudah mengenal beberapa nama bulan Hijriah, bukan? Banyak di antara bulan-bulan tersebut berkaitan dengan musim atau kepercayaan masyarakat Arab masa pra-Islam. Begitu pula dengan sisa bulan yang akan kita bahas kini. Tetapi yang spesial adalah terdapat satu-satunya bulan yang namanya disebutkan dalam Alquran karena berbagai keistimewaanya. Berikut pembahasannya.


  1. Rajab

Arti kata Rajab (رَجَب) adalah mulia atau dihormati. Bulan ini termasuk sebagai bulan haram yang disebutkan Rasulullah dalam salah satu haditsnya,


"Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (-akhir) dan Syakban." (HR Bukhari dan Muslim).


Orang Arab, sejak masa Jahiliyah, sangat memuliakan bulan ini. Pada bulan ini, peperangan dihentikan dan dilarang. Bahkan ada yang berpendapat bahwa arti Rajab adalah berhenti dari perang itu sendiri.


Bersama dengan bulan Syakban, bulan ini kadang disebut sebagai Rajaban (dua Rajab) sebagai bentuk at-taghlib (menyebutkan dua hal dengan salah satunya). Kedua bulan ini memang disebutkan Rasulullah SAW dalam doanya (hadits dhaif (lemah), tetapi untuk fadhail amal),


Ya Allah, berkahkanlah kami di bulan Rajab dan Syakban ini, sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.”


  1. Syakban

Arti kata Syakban (شَعْبَان) adalah berpencar. Maksudnya adalah di bulan ini, kabilah-kabilah Arab pergi mencari air dengan berpencar-pencar ke berbagai penjuru. Selain itu, mereka juga melakukan penyerbuan-penyerbuan yang sempat terhenti di bulan Rajab.


Dahulu, masyarakat Arab kuno menjuluki bulan ini sebagai asy-Syarif (mulia, terhormat). Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bulan Syakban kadang dikelompokkan bersama bulan Rajab yang memiliki arti mulia juga.

Summer solstice atau solstice musim panas (waktu ketika Matahari mencapai titik balik utara dan kira-kira terjadi pada tanggal 21 Juni) terjadi di bulan ini ketika masa masyarakat Arab kuno.


  1. Ramadan

Arti kata Ramadan (رَمَضَان) adalah panas yang sangat. Bahkan bulan ini dikatakan Ramidhat al-Hajaratu atau batu yang panas karena pancaran sinar Matahari. 


Ramadan adalah satu-satunya bulan yang secara gamblang disebutkan dalam Alquran. Mungkin panas yang dirujuk maknanya adalah kesusahan yang dialami ketika melakukan kewajiban puasa selama satu bulan penuh. Selain puasa, bulan Ramadan juga merupakan bulan diturunkannya Alquran dan malam seribu bulan, lailatul qadr. Ramadan merupakan bulan yang sangat sakral, bahkan sejak sebelum Islam datang.


Selain Ramadan, bulan ini juga memiliki nama-nama lain. Pertama, Natiq, yang artinya terkejut. Maksudnya adalah terkejut karena panasnya cuaca. Kedua, Nathil, yang artinya setegukan air dan nabidz. Ketiga, Alzahir, yan artinya bunga. Hal ini karena masyarakat Arab pedalaman pada zaman dahulu melihat hilal bulan ini ketika musim tumbuhan berbunga.


  1. Syawal

Arti kata Syawal (شَوَّال) adalah terangkat. Menurut pengalaman masyarakat Arab zaman dahulu, hal ini merujuk pada unta yang ingin kawin dengan mengangkat ekornya. Ada pula yang mengatakan kalau unta tersebut mengering air susunya (jika ekornya diangkat).


Namun sebagai bulan di mana hari raya Idulfitri jatuh, arti terangkat ini merujuk pada peningkatan. Maksudnya adalah amalan kita yang seharusnya semakin meningkat, setelah berlatih mengekang hawa nafsu di bulan Ramadan.


  1. Zulkaidah

Arti kata Zulkaidah (ذُو ٱلْقَعْدَة) adalah yang duduk. Maksudnya adalah ketika itu, orang Arab sedang duduk (qa’ada yaq’udu) untuk berhaji. Selain itu, ada juga yang mengartikannya sebagai bulan gencatan senjata karena mulai pada bulan ini, tiga bulan haram datang berturut-turut.


  1. Zulhijah

Arti kata Zulhijah (ذُو ٱلْحِجَّة) adalah yang haji. Maksudnya adalah bulan ini adalah bulan untuk menunaikan haji di Kakbah. Sepuluh hari pertama bulan ini merupakan bagian dari ritual haji. Di dalamnya terdapat hari Arafah, yakni tanggal 9, yang disebut juga hari haji dan merupakan salah satu hari yang paling utama.


Selain itu, di hari ke sepuluhnya terdapat hari raya Iduladha. Ketika itu, umat Islam disunnahkan untuk berkurban, menyembelih hewan ternak. Penyembelihan ini dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengambil inspirasi kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapat perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. 


Referensi:

Al-Harafi, Salamah Muhammad. 2016. Buku Pintar Sejarah & Peradaban Islam. ___: Pustaka Al-Kautsar.

Artikel telah dipublikasikan di Harakah.ID


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Tahukah kalian apa itu Big Bang ? Big Bang adalah teori awal alam semesta yang menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu titik yang tak hingga kecilnya, kemudian mengembang menjadi sebesar ini. Sejarah munculnya teori ini mengandung kisah dramatis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan filosofis mengenai alam semesta, konflik laten bagi kaum agamawan, yang diakhiri dengan kemenangan Tuhan. Kita awali kisah ini dengan sebuah kesalahan persepsi yang populer. Banyak orang menyebut Big Bang sebagai “ledakan besar” dalam arti yang sebenarnya. Padahal nama “Big Bang” hanyalah ledekan dari Fred Hoyle, ilmuwan yang mendukung teori pesaing Big Bang, yakni teori Steady State  atau Keadaan Tunak. Dahulu para ahli kosmologi berdebat panjang mengenai alam semesta. Salah satunya, apakah alam semesta ini mempunyai awal atau sejak dulu memang seperti ini alias abadi? Hal ini memicu lahi

Smart Tech, Dumb People

Smart Tech, Dumb People Ilustrasi Singularitas Teknologi. Sumber gambar: https://s27389.pcdn.co/wp-content/uploads/singularity-1000x440.jpg Oleh: Fikri Aulyanor 15 Januari 2019 Sebenarnya, alasan manusia menciptakan teknologi adalah untuk membuat segala pekerjaannya menjadi cepat, efektif, dan efisien. Setelah muncul otomasi dan Internet, dan sekarang ditambah AI (Artificial Intelligence), produktivitas manusia sangat meningkat pesat dengan effort yang sangat minimal. Jelas, kehidupan manusia sangat jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu, jika kita mendengar kata “teknologi”, otak kita selalu menganggapnya “baik“. Bagaimana tidak, siapa yang tidak ingin hidup mudah tanpa bersusah payah? Namun, bagaimana jika teknologi ternyata merupakan suatu bentuk penyebab “kemalasan” manusia? Atau yang lebih ekstrem, teknologi diartikan sebagai “pelemahan” terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk intelektualitas. Dalam artian, kemudahan teknologi, membuat manu

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal Ilustrasi. Sumber gambar:  https://web.facebook.com/observatorium.bosscha/posts/lembang-1-september-2016-pada-pukul-0801-wib-pagi-hari-tadi-observatorium-bossch/1079902765391761/?_rdc=1&_rdr by Warstek Media / 04 Agustus 2019 Ditulis Oleh Mohamad Fikri Aulya Nor Tim Peneliti Hilal dari Observatorium Bosscha membuat kekaguman berbagai pihak saat mempresentasikan hasil penelitiannya pada acara Sarasehan Pengamatan Hilal Rajab 1440 H dan Sosialisasi “Dark Sky Preservation” pada hari Kamis, 7 Maret 2019. Setelah melakukan penelitian pengamatan hilal dari tahun 2012, mereka akhirnya menorehkan catatan rekor hebat. Mereka berhasil menjadi orang kedua di dunia yang berhasil mengamati Bulan saat “berusia” nol jam atau tepat saat fase awal atau bulan baru. Mereka menangkap citra tersebut dari dua tempat, yakni Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil citra yang didapatka