Langsung ke konten utama

Rotasi Inti Bumi Berubah Arah!

Rotasi Inti Bumi Berubah Arah!

Baru-baru ini, ada berita rotasi inti Bumi yang "sempat" berputar ke arah berlawanan berdasarkan studi ilmuwan Universitas Peking, China yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada 23 Januari 2023. Sebelum kita refleks men-”cocoklogi” temuan ini dengan pemikiran “aneh-aneh”, saya mencoba mencari penjelasan dari para ilmuwan–barangkali para jurnalis sains yang menulis (atau menyadur) berita ini sedang khilaf.

Berita dari Kompas dengan judul "Inti Bumi Mengubah Rotasinya, Apakah Memang Sering Berubah?  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inti Bumi Mengubah Rotasinya, Apakah Memang Sering Berubah?"

Di artikel Kompas tersebut, disebutkan bahwa inti Bumi sempat berhenti berputar pada tahun 2009, kemudian kembali berputar tetapi dengan arah yang berlawanan. Hal ini berdasarkan berdasarkan analisis data seismik yang dikumpulkan dalam kurun 60 tahun terakhir. Menurut studi tersebut, perubahan perputaran inti Bumi ini merupakan bagian dari fenomena osilasi-tujuh dekade.

*Benarkah inti Bumi pernah berhenti berputar?*
Menurut Dr. Phil Metzger, ilmuwan ilmu Keplanetan University of Central Florida, ada kesalahpahaman para jurnalis dalam memaknai istilah teknis dalam jurnal tersebut. Di artikel, terdapat kutipan, “Pola global yang konsisten ini menunjukkan bahwa rotasi inti-dalam (Bumi) sempat berhenti belakangan ini.” Yang dimaksud rotasi dalam artikel tersebut adalah rotasi diferensial lapisan inti-dalam Bumi terhadap lapisan mantel Bumi. “Jadi, tidak ada hal yang ajaib atau malapetaka,” pungkasnya. Full threadhttps://twitter.com/DrPhiltill/status/1618645036861906944

Penjelasan lebih rinci diberikan oleh jurnalis sains Amerika Serikat, Corey S. Powell. Ia menegaskan bahwa yang dibicarakan oleh ilmuwan dari studi tersebut bukanlah rotasi dari inti Bumi, melainkan “variasi kecil” pada rotasinya. Rotasi inti Bumi bisa lebih cepat atau lebih lambat daripada rotasi permukaan Bumi. Hal ini karena pengaruh gaya magnet dan gaya gravitasi terhadap inti Bumi. Selain itu, keadaan inti-dalam Bumi yang padat dikelilingi lapisan cair inti-luar Bumi membuat inti-dalam bebas bergerak. “Seperti coklat isi ceri,” katanya–jika dipadankan dengan jajanan Indonesia, mungkin seperti kue klepon, yakni jika ada gula merah yang masih padat di antara yang meleleh, maka gula tersebut bergerak relatif bebas. Full thread: https://twitter.com/coreyspowell/status/1617907735022145536
Corey menjelaskan analogi inti-dalam bumi yang bisa bergerak lebih bebas di inti-luar yang cair seperti coklat isi ceri
Jadi, bisa disimpulkan bahwa ketika dikatakan “rotasi sempat berhenti” atau “rotasi bergerak berlawanan arah”, yang dimaksud adalah rotasi tersebut “variasi rotasinya sempat berhenti” (kecepatannya sama) atau “variasi rotasinya negatif” (kecepatannya melambat).

Semoga bermanfaat ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan

Big Bang, Penciptaan, dan Kemenangan Tuhan Mohamad Fikri Aulya Nor, Astronomi ITB Tahukah kalian apa itu Big Bang ? Big Bang adalah teori awal alam semesta yang menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu titik yang tak hingga kecilnya, kemudian mengembang menjadi sebesar ini. Sejarah munculnya teori ini mengandung kisah dramatis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan filosofis mengenai alam semesta, konflik laten bagi kaum agamawan, yang diakhiri dengan kemenangan Tuhan. Kita awali kisah ini dengan sebuah kesalahan persepsi yang populer. Banyak orang menyebut Big Bang sebagai “ledakan besar” dalam arti yang sebenarnya. Padahal nama “Big Bang” hanyalah ledekan dari Fred Hoyle, ilmuwan yang mendukung teori pesaing Big Bang, yakni teori Steady State  atau Keadaan Tunak. Dahulu para ahli kosmologi berdebat panjang mengenai alam semesta. Salah satunya, apakah alam semesta ini mempunyai awal atau sejak dulu memang seperti ini alias abadi? Hal ini memicu lahi

Smart Tech, Dumb People

Smart Tech, Dumb People Ilustrasi Singularitas Teknologi. Sumber gambar: https://s27389.pcdn.co/wp-content/uploads/singularity-1000x440.jpg Oleh: Fikri Aulyanor 15 Januari 2019 Sebenarnya, alasan manusia menciptakan teknologi adalah untuk membuat segala pekerjaannya menjadi cepat, efektif, dan efisien. Setelah muncul otomasi dan Internet, dan sekarang ditambah AI (Artificial Intelligence), produktivitas manusia sangat meningkat pesat dengan effort yang sangat minimal. Jelas, kehidupan manusia sangat jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu, jika kita mendengar kata “teknologi”, otak kita selalu menganggapnya “baik“. Bagaimana tidak, siapa yang tidak ingin hidup mudah tanpa bersusah payah? Namun, bagaimana jika teknologi ternyata merupakan suatu bentuk penyebab “kemalasan” manusia? Atau yang lebih ekstrem, teknologi diartikan sebagai “pelemahan” terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk intelektualitas. Dalam artian, kemudahan teknologi, membuat manu

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal

Rekor Pengamatan Hilal Terbaik untuk Revolusi Rukyatul Hilal Ilustrasi. Sumber gambar:  https://web.facebook.com/observatorium.bosscha/posts/lembang-1-september-2016-pada-pukul-0801-wib-pagi-hari-tadi-observatorium-bossch/1079902765391761/?_rdc=1&_rdr by Warstek Media / 04 Agustus 2019 Ditulis Oleh Mohamad Fikri Aulya Nor Tim Peneliti Hilal dari Observatorium Bosscha membuat kekaguman berbagai pihak saat mempresentasikan hasil penelitiannya pada acara Sarasehan Pengamatan Hilal Rajab 1440 H dan Sosialisasi “Dark Sky Preservation” pada hari Kamis, 7 Maret 2019. Setelah melakukan penelitian pengamatan hilal dari tahun 2012, mereka akhirnya menorehkan catatan rekor hebat. Mereka berhasil menjadi orang kedua di dunia yang berhasil mengamati Bulan saat “berusia” nol jam atau tepat saat fase awal atau bulan baru. Mereka menangkap citra tersebut dari dua tempat, yakni Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil citra yang didapatka